Perjalanan dari sebuah kampung yang mendamaikan. Dalam kemodenan yang melemaskan masih ada ruang untuk kita mencari kedamaian, mencari nilai dan asal usul kita. Mungkin dalam kesibukan kita mengejar dunia yang semakin cepat berlari ini kita sudah lupa pada kampung kita yang menggamit hati...
Sejuk mata memandang, saujana padi terbentang yang hijau dan juga kekuningan, mak tua berlenggang pulang... tiba-tiba hati jadi sayu !
Nilai sebuah kehidupan bukan sebenarnya pada harta yang bertimbun tapi pada hati yang ikhlas. Selagi hati kita gembira maka kita sebenarnya kaya. Selagi kita boleh tersenyum maka kita sebenarnya redha !
“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
No comments:
Post a Comment